Suasana saat pengunjung berlimpah |
Meski memiliki banyak tempat wisata, tidak semua destinasi menarik di
Indonesia mudah terjamah. Sebagian besar pelacong hanya mengenal Bali,
Lombok dan Yogyakarta. Kondisi tersebut membuat destinasi lain kurang
diminati karena minimnya informasi. Untuk memecahkan masalah tersebut,
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengembangkan Marketplace Desa
Wisata yang dapat diakses secara online dari seluruh dunia.
Perusahaan plat merah ini menggandeng Via.com sebagai mitra yang
sudah berkecimpung di industri travel lebih kurang 13 tahun, yang saat
ini merupakan agen wisata terbesar di Asia yang bergerak dalam bisnis
travel online. Selain itu, perusahaan tersebut memiliki jaringan
kemitraan bersama 20.000 agen wisata yang tersebar di India, Philipina,
Indonesia, Brazil, Afrika Selatan, Singapura dan Korea Selatan.
Kegiatan Memancing yang dihadiri Wabup Lumajang |
“Langkah ini membuktikan komitmen Telkom untuk serius menggarap dan
mengembangkan industri parawisata di Indonesia terutama memajukan
Masyarakat Desa Wisata. Dengan kerja sama pengembangan portal market
place ini maka akan memungkinkan komunitas dalam ekosistem desa wisata
terhubung dan saling memberikan value,” kata Agus F. Abdillah, Deputy
EGM Telkom Divisi Solution Convergence.
Agus mengklaim, Marketplace pariwisata ini merupakan satu-satunya
marketplace di mana masyarakat dapat menemukan paket wisata yang unik
dan menarik sesuai keinginannya, baik akomodasi maupun transportasi.
Proyek ini diharapkan siap beroperasi di triwulan pertama tahun 2014.
“Lokasi yang jauh dan tersembunyi serta keterbatasan informasi
menyebabkan tempat-tempat wisata tersebut tidak dikenal sehingga daya
tariknya belum diketahui oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing.
Padahal Indonesia sangat kaya akan tempat-tempat wisata,” Agus
menambahkan.
Pagi hari kadang dipakai siswa/siswi untuk berolahraga |
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Kemenparekraf) telah menargetkan pengembangan 2.000 desa sebagai desa
wisata melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Pariwisata. Target tersebut diharapkan terealisasi pada tahun 2014
mendatang. Sampai dengan akhir 2013, sudah terdapat sekitar 1400 desa
wisata di seluruh Indonesia.
“Dengan adanya Marketplace ini, Masyarakat Desa Wisata akan tumbuh
dan menemukan potensinya di pasar regional dan global, dan pada akhirnya
diharapkan dapat membantu menggerakkan perekonomian daerah
sekitarnya,” harap Agus.
Suasana saat musim liburan |
Seperti dalam gambar terlihat nama salah satu pemandian yang terkenal di Kabupaten Lumajang adalah "Selokambang" dimana pemandian ini
merupakan salah satu pemandian alam yang terletak di desa Purwosono
kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur.
Untuk menuju lokasi pemandian wisata Selokambang hanya dibutuhkan waktu sekitar 15 menit dari kota Lumajang, karena desa Purwosono berjarak hanya sekitar 5 Km dari ibukota Kabupaten Lumajang. Pemandangan yang masih alami dengan pepohonan yang begitu rimbun menambah kecantikan pemandian alam Selokambang ini. Tidak hanya pemandangannya saja yang indah dan sedap di pandang mata, air di pemandian Selokambang ini sungguh menyegarkan bagi siapa saja yang mandi disana. Air dari pemandian Selokambang ini juga dialirkan ke sungai-sungai dan dimanfaatkan untuk mengairi sawah-sawah disekitarnya, sehingga tidaklah mengherankan jika disekitar pemandian bisa kita dapatkan pemandangan sawah-sawah yang hijau.
Menurut cerita tradisi lisan penduduk setempat, kisah penciptaan Selokambang dengan Mbah Purwosono, bahkan nama sungai yang berasal dari mata air Selokambang dinamakan sungai Purwo. Pada tahun 1904 menurut laporan dari Knebel seoarang berkebangsaan Belanda, menuliskan dalam laporannya bahwa di Selokambang ada beberapa patung yang terletak di sebuah gubuk bamboo di bawah pohon beringin, salah satu di antaranya adalah patung Siwa sedangkan patung yng lain tidak diketahui namanya. Hadiidomulyo dalam bukunya Napak tilas perjalanan Mpu Prapanca mengidentifikasi Purwosono sebagai desa Tepasana yang di tuliskan oleh Mpu Prapanca dalam kitab Negarakertagama, dimana Tepasana dianggap sebagai ibukota Lamajang Selatan.
Menurut cerita masyarakat sekitar pada saat diadakan pembuatan jalan di Selokambang, ditemukan emas selain itu di tempat tersebut juga ditemukan beberapa peninggalan purbakala.Dwi Cahyono Arkelog Universitas Negeri Malang menuturkan bahwa suatu patirtan biasanya selalu melengkapi Bangunan Suci dalam hal ini suatu Candi. Dwi juga menuturkan bahwa ada kemungkinan dulu Selokambang merupakan sebuah situs Patirtan dan dalam pengembangannya patut diperhatikan karena diperkirakan masih ada peninggalan-peningglan purbakala disana yang belum ditemukan.
Untuk menuju lokasi pemandian wisata Selokambang hanya dibutuhkan waktu sekitar 15 menit dari kota Lumajang, karena desa Purwosono berjarak hanya sekitar 5 Km dari ibukota Kabupaten Lumajang. Pemandangan yang masih alami dengan pepohonan yang begitu rimbun menambah kecantikan pemandian alam Selokambang ini. Tidak hanya pemandangannya saja yang indah dan sedap di pandang mata, air di pemandian Selokambang ini sungguh menyegarkan bagi siapa saja yang mandi disana. Air dari pemandian Selokambang ini juga dialirkan ke sungai-sungai dan dimanfaatkan untuk mengairi sawah-sawah disekitarnya, sehingga tidaklah mengherankan jika disekitar pemandian bisa kita dapatkan pemandangan sawah-sawah yang hijau.
Menurut cerita tradisi lisan penduduk setempat, kisah penciptaan Selokambang dengan Mbah Purwosono, bahkan nama sungai yang berasal dari mata air Selokambang dinamakan sungai Purwo. Pada tahun 1904 menurut laporan dari Knebel seoarang berkebangsaan Belanda, menuliskan dalam laporannya bahwa di Selokambang ada beberapa patung yang terletak di sebuah gubuk bamboo di bawah pohon beringin, salah satu di antaranya adalah patung Siwa sedangkan patung yng lain tidak diketahui namanya. Hadiidomulyo dalam bukunya Napak tilas perjalanan Mpu Prapanca mengidentifikasi Purwosono sebagai desa Tepasana yang di tuliskan oleh Mpu Prapanca dalam kitab Negarakertagama, dimana Tepasana dianggap sebagai ibukota Lamajang Selatan.
Suasana saat Lebaran/Hari Raya Besar |
Menurut cerita masyarakat sekitar pada saat diadakan pembuatan jalan di Selokambang, ditemukan emas selain itu di tempat tersebut juga ditemukan beberapa peninggalan purbakala.Dwi Cahyono Arkelog Universitas Negeri Malang menuturkan bahwa suatu patirtan biasanya selalu melengkapi Bangunan Suci dalam hal ini suatu Candi. Dwi juga menuturkan bahwa ada kemungkinan dulu Selokambang merupakan sebuah situs Patirtan dan dalam pengembangannya patut diperhatikan karena diperkirakan masih ada peninggalan-peningglan purbakala disana yang belum ditemukan.
0 komentar